Takdir dalam Islam: Antara Ikhtiar dan Pasrah


Takdir dalam Islam: Antara Ikhtiar dan Pasrah

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang memiliki pemahaman yang keliru tentang konsep takdir dalam Islam. Hal ini sering terjadi karena takdir dipahami secara mutlak, sehingga banyak yang berpikir bahwa segala sesuatu sudah ditentukan dan tidak bisa diubah. Percakapan antara Raymond Chin dan Felix Siauw dalam episode Escape membahas hal ini secara mendalam.

Takdir dalam Islam: Apa yang Bisa dan Tidak Bisa Kita Pilih?

Raymond: "Gua sering denger orang ngomong, ‘Ya udah, ini kan takdir. Gua udah dilahirkan miskin, ya udah.’ Tapi kalau begitu, berarti kita udah nyerah sebelum mulai, dong?"
Felix: "Nah, itu dia. Dalam Islam, ada dua jenis takdir:
  • Takdir yang Tidak Bisa Diubah (Takdir Mubram) – Ini mencakup hal-hal seperti kelahiran, jenis kelamin, dan kematian seseorang.
  • Takdir yang Bisa Diubah (Takdir Mu'allaq) – Ini mencakup hal-hal yang bergantung pada usaha manusia, seperti pekerjaan, rezeki, dan pendidikan.

Takdir Bukan Alasan untuk Pasrah

Felix: "Kalau ada orang yang bilang, ‘Gua memang ditakdirkan nggak bisa bangun pagi,’ padahal itu cuma soal kebiasaan, berarti dia lagi bikin mental block sendiri. Padahal, bangun pagi itu bisa dilatih. Jadi, bukan takdir, tapi habit."
Raymond: "Iya, gua juga sering ketemu orang yang bilang, ‘Ya udah, kalau rezeki gua segini, gua terima aja.’ Tapi kalau dia nggak usaha, ya jelas aja rezekinya segitu terus."

Memahami Lauhul Mahfudz dan Kehendak Allah

Felix: "Banyak orang salah paham tentang Lauhul Mahfudz. Mereka pikir karena semuanya sudah tertulis, berarti kita nggak punya kendali. Padahal, kita nggak pernah lihat isi Lauhul Mahfudz, jadi kita nggak bisa sok tahu soal masa depan kita sendiri."

Menggunakan Takdir sebagai Motivasi, Bukan Penghalang

  • Jika seseorang lahir di keluarga miskin, itu adalah takdir yang tidak bisa diubah. Tetapi apakah dia tetap miskin atau berusaha keluar dari kemiskinan adalah pilihannya.
  • Jika seseorang gagal dalam suatu ujian, itu adalah bagian dari perjalanan hidup. Tetapi dia bisa belajar lebih keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa depan.

Kesimpulan

Felix: "Exactly! Mari kita berhenti menggunakan takdir sebagai alasan untuk bermalas-malasan dan mulai berusaha dengan sungguh-sungguh, sambil tetap bertawakal kepada Allah atas hasilnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar